Jengkol? Mmm, ini salah satu makanan lezat yang (akhirnya)
saya suka. Ya, sewaktu belum nikah, saya nggak suka banget sama yang namanya
jengkol. Pokoknya, NO! Soalnya bau banget, mulutnya jadi bau, pipis dan pupnya
juga. Iih, nggak deh pokoknya. Masa gadis-gadis bau jengkol, pikir saya waktu
itu.
Eh, gak taunya saya nikah sama penyuka jengkol. Awalnya saya
gak pernah sama sekali masak jengkol, tapi karena suami suka maka saya pun
belajar masak jengkol. Resepnya dari mertua, ibu, dan googling. Biasanya jengkol
saya masak dengan cara dicabein atau disemur.
Ini nih resep semur jengkol ala saya.
Bahan dan bumbu:
- ¼ jengkol (masak jengkol gak pernah banyak-banyak karena yang makan Cuma saya dan suami)
- 3 siung bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 3 butir kemiri
- 3 buah cabe merah (Kalo mau lebih pedas, tambahin cabenya)
- 1 ruas kunyit
- 1 ruas jahe
- Kecap manis
- Garam
- Gula pasir
- Lada putih
Cara membuat:
- Rebus jengkol sampai empuk. Saya pernah googling, katanya biar gak bau, rebusnya memakai arang. Tapi saya belum pernah merebus jengkol dengan arang. Biasanya kalau ada daun jeruk/salam/sereh, saya cemplungkan ke rebusan jengkol untuk meminimalisir bau.
- Kalau sudah direbus, buka kulit jengkol dan geprek dengan ulekan sampai pipih dan daging jengkolnya lunak.
- Blender semua bumbu (bawang, cabe, kemiri, jahe, kunyit). Saya lebih suka diblender biar bumbunya halus.
- Tumis bumbu halus sampai harum dan masukkan jengkolnya.
- Tambahkan bumbu yang lain seperti kecap sesuai selera, garam, gula pasir, lada putih, dan air.
- Masak sampai matang dengan api kecil. Saya lebih suka api kecil biar matang menyeluruh, selain itu lebih hemat dan tak mudah surut airnya jika ditinggal-tinggal. Biasanya, saya emang multitasking. Sambil masak ya sambil mengerjakan pekerjaan lain.
- Sajikan kalau sudah matang, kira-kira bisa untuk 3-4 porsi.
Awalnya saya mencoba jengkol 1-2 biji. Eh enak juga ya ternyata dan saya jadi suka. Semur jengkol nikmat disantap walau hanya dengan nasi putih.
Bisa nambah, malah. Di kampung orangtua, jengkol muda dimakan sebagai lalap dengan cocolan sambel atau direbus dengan cocolan kelapa parut.
Dari segi nutrisi, jengkol memiliki vitamin, asam
jengkolat, mineral, dan serat yang tinggi. Namun konsumsinya harus dibatasi
karena jengkol juga memiliki asam jengkolat yang bisa menyebabkan ginjal. Inilah
salah satu sebab kenapa my hubby pernah dioperasi batu ginjal selain memang
kurang menjaga pola makan, kurang olahraga dan kurang minum.
Setelah konsumsi jengkol, bersihkan mulut dengan pasta gigi
dan mouthwash (halal). Di kamar mandi juga hendaknya disiapkan pewangi biar mengurangi
bau jengkol. Ada yang bilang, mengurangi jengkol dengan cara menggosokkan bubuk
kopi di lantai kamar mandi. Kalo saya, lebih senang diseduh saja hehe. Saya juga
pernah lihat ada artis yang mengemut bubuk kopi hitam setelah makan
jengkol/petai untuk mengurangi bau. Entahlah. Silahkan jika anda mau mencoba
cara apapun. biasanya dengan menyediakan pewangi atau membersihkan mulut, bau
jengkol akan segera hilang dalam 2-3 hari.
mak sayangnya kok kalo makan jengkol bikin bocor n perut melilit, sudah lama saya tidak lagi mengkonsumsi jengkol...
ReplyDeletesensitif perutnya ya mak, saya juga sudah mengurangi sejak suami operasi ginjal hanya sesekali aja untuk mengobati rindu :)
Deletesaya dulu sama sekali ga makan jengkol mba, sekarang sih mau makan walaupun paling ya tahan 5 keping aja, kalau masaknya belum pernah, he he he....
ReplyDeletelumayan pegel geprek jengkolnya mba :P
Delete