Beberapa hari yang lalu seperti biasa setiap pagi setelah anak sulung berangkat sekolah, saya berjalan-jalan bersama anak kedua saya berbelanja di tukang sayur yang mangkal tidak jauh dari rumah. Tiba-tiba mata saya tertuju pada buah berbentuk bulat sebesar bola berwarna hijau berkulit kasar. Sukun! Teriak saya dalam hati.
(Gambar dari www.tatangkostaman.blogspot.com)
Buah sukun dalam bahasa Jawa artinya tanpa biji, dalam bahasa Inggris disebut breadfruit karena rasanya setelah dimasak empuk seperti roti. Buah ini selalu mengingatkan saya pada kampung halaman, pada orangtua saya yang kini tinggal berdua saja.
Pertamakali saya menikmati sukun ya di kampung halaman saya. Biasanya sukun diolah dengan cara digoreng, direbus atau dibuat keripik. Maka tanpa pikir panjang saya ambil buah sukun itu dan membelinya. Harganya sekitar Rp 8000. Bagi saya cukup murah lah. Kan jarang juga konsumsinya. Lumayan untuk cemilan anak-anak yang lagi pertumbuhan dan doyan makan, seringkali nasi dan lauknya saja tidak cukup.
Cara saya mengolah sukun:
- Potong tipis-tipis buah sukun kira-kira 3 cm
- Cuci bersih lalu rendam dengan garam dan bawang putih halus
- Goreng sampai matang
Alhamdulillah...langsung diserbu anak-anak, hanya menyisakan empat keping buat ayahnya. Biarlah, si ayah kan lagi diet. Tidak boleh terlalu banyak makan gorengan hihi.
Buah dan daun sukun memiliki banyak manfaat kesehatan, diantaranya obat penyakit ginjal, asam urat, jantung, mengurangi kadar gula darah, menurunkan kolesterol dan mencegah inflamasi (peradangan). Bagi yang tidak suka rasanya mungkin bisa mencoba mengkreasikannya menjadi makanan lain yang lebih lezat, misalnya dibuat cake, getuk, diberi saus karamel, dan sebagainya.
sukun goreng itu kesukaan suami sm anak2 saya :)
ReplyDeleteIya mak sama..saya sekeluarga juga suka..
DeleteYa ampun! Jadi inget jaman kos dulu memanen sukun pemilik kos tanpa ijin hihiihii
ReplyDeleteWaduh...hehe
Delete